Senin, 18 Februari 2013

Ciri-ciri perkembangan fisik anak dan remaja

Teori perkembangan
Pertumbuhan adalah perubahan secara psikologis sebagai hasil dari kematangan fungsi-fungsi fisik yanng berlangsung secara normal pada anak sehat dalam waktu tertentu. Contohnya bertanbah tinggi, banyak tulang 9tang behubunngan denngan jasmani). Sedangkan perkembangan : proses kematangan fungsi-fungsi non fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :
  • Sebelum lahir
  • Ketika lahir
  • Sesudah lahir
  • Psikologis
Perkembangan adalah proses kematangan fungsi-fungsi non fisik. Faktor yang mempengaruhi perkembangan seorang anak :
  • Keturunan (warisan)
  • Lingkungan
  • Kematangan fungsi organis dan psikis
  • Aktivitas anak itu sendiri sebagai objek yang berkemauan
Teori dinamika perkembangan mengatakan bahwa : Dalam organisme yang hidup itu selalu ada usaha yang positif. Organisme itu memiliki mmesin kapasitas impus tertentu yang dipakai untuk memobilisasi semua kemampuan agar berfungsi dan dapat dimanfaatkan. Perkembangan pada manusia memerlukan stimulus dan pada tumbuhan secara psikis. Pembagian fase-fase perkembangan
1) Menurut Aristoteles
Perkembangan dibagi menjadi tiga bagian
Ø Periode I : umur 0 s/d 7 tahun (masa anak kecil/bermain)
Ø Peripde II : umur 7 s/d 14 tahun (masa anak-anak, masa belajar
Ø Periode II : umur 14 s/d 21 tahun (masa remaja/pubertas)
Periode I dan II ditandai dengan adanya gejala lepasnya gigi, dan periode II da III ditandai dengan adanya gejala pubertas
2) Menurut Chartotle Buhtar
Perkembanagn menjadi 5 fase :
Ø 0 - 1 tahun : masa menghayati objek-objek diluar dirinya sendiri
Ø 2 - 4 tahun : masa pengenalan dunia objektif diluar dirinya disertai penghayatan subjektif
Ø 5 – 6 tahun : masa sosialisasi anak/ pergaulan dengan kawan-kawannya
Ø 9 – 11 tahun : masa sekolag rendah, anak mencapai objektifitas tinggi (masa mencoba)
Ø 14 – 19 tahun : masa tercapainya sintese antara sikap dalam batin sendiri dengan sikap keluar pada dunia objektif.
3) Menurut Konstamm
Membagi menjadi 5 fase :
Ø Masa bayi (vital)
Ø Masa anak kecil (estesis)
Ø Masa anak sekolah (intelektual)
Ø Masa pubertas (sosial)
Ø Manusia yang sudah matang
4) Menurut Oswald Kroh
Ø 0-4 tahun : masa kanak-kanak (trotzalter 1) yaitu masa menentang ditandai perubahan tingkah laku dan prilaku pada anak.
Ø 4-14 tahun masa sekolah/keserasian (trotzalter 2). 13-14 tahun : masa melawan
Ø 14-19 tahun : masa kematangan
5) Menurut Hackel
Ø Samapi kira-kira anak 5-8 tahun masa perampakan yaitu :senang menangkap hewan-hewan kecil perburuan.kejar-kejaran
Ø 8-10 tahun : anak dimulai dengan senang pengembalaan yaitu memelihata ikan, burung dan lain-lain
Ø 11-13 tahun : masa menanam/pertanian
Ø 13-14 tahun : masa perdagangan
6) Menurut William Stern
Ø 2-7 tahun : kehidupan bangsa alam
Ø 21 tahun : seorang yang sudah dewasa
Oeang dewasa ialah bisa mengontrol diri, patuh pada kedisiplinan, kejujuran dan keberanian. Memandang dari segi pendidikan :
Ø 0-6 tahun : periode sekolah (ibu)
Ø 6-18 tahun : periode sekolah (bahasa ibu)
Ø 12-18 tahun :periode latin (bahasa Indonesia, bahasa Inggris)
Ø 18-24 tahun : periode universita
Prinsip – pronsip perubahan.
Ciri – ciri perubahan/perkembangan :
Pertumbuhan sebagai proses menjadi. Perpaduan antara golongan – golongan mempertahankan diri dan pengembangan diri. Individualitas anak dan perbedaan individu. Anak sebagai makhluk sosial. Hukum kompergensi. Pemenuhan kebutuhan sebagai dinamis dan aktivitas anak. Penggunaan fungsi-fungsi secara spontan sebagai kemampuan tumbuh. Tempo dan fitme perkembangan anak. Kematangan dan masa peka. Perkembangan sebagai proses diperensiasi. Masa tlotsalter.(Periode 1: 3-4 thn. Periode 2 :12-13) Perjuang sebagai ciri perjuanagn.
Pemulihan diri dan revisi terhadap kebiasaan.. Faktor – faktor perkembangan. Faktor idibiliter atau faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan sekitar. Diperlancar oleh usaha belajar.
Perkembangan Psikologi Anak Dalam Kehidupan Sosial
Perbedaan fase perkembangan status sosial di dunia anak-anak dalam persahabatan dan mendapatkan kawan bermain di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah, berbeda dengan pengertian persahabatan yang terjadi pada orang dewasa, untuk orang dewasa persahabatan adalah suatu ikatan relasi dengan orang lain, di mana kepercayaan, pengertian, pengorbanan dan saling membantu satu sama lainnya akan terjalin dalam periode yang lama, sedangkan di dunia anak-anak tidak seperti halnya yang terjadi pada orang dewasa, di dunia anak-anak persahabatan terjalin tidak untuk waktu yang lama, terkadang bila terjadi masalah yang kecil saja, jalinan persahabatan tersebut akan terputus.
Ada dua metode penelitian untuk mengetahui arti persahabatan dan kawan bermain di dalam dunia anak-anak:
1.Dengan cara kita mengajukan beberapa pertanyaan, seperti ;
Siapa teman dekatmu ? kenapa dia ? apa yang kamu senangi dari dia ?
2.Dengan cara kita bercerita tentang persahabatan, kemudian kedua orang sahabat tersebut bertengkar karena mereka tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
Dari kedua metode tersebut, metode yang nomor dua kita akan banyak mendapatkan informasi, kemudian kita ajukan pertanyaan kepada anak ; Harus bagaimanakah situasi itu diselesaikan ? Dari banyak informasi yang diberikan anak tersebut, kita akan mendapatkan kesimpulan yang kita bagi dalam beberapa fase, seperti ; Fase Pertama ; - Teman untuk bermain Teman bermain untuk usia anak antara 5 sampai 7 tahun. Bagi mereka, teman adalah seseorang yang mempunyai mainan yang menarik yang tempat tinggalnya dekat di sekitar mereka, dan mereka mempunyai ketertarikkan yang sama. Kepribadian dari teman tersebut tidak menjadi masalah, yang terpenting bagi mereka adalah kegiatan dan mainan apa yang mereka miliki, persahabatan mereka akan terputus apabila salah seorang dari anak tersebut tidak mau bermain lagi dengan anak lainnya karena kejenuhan dan kebosanan, persahabatan mereka akan secepat mungkin terputus dan terbina kembali begitu saja. Contoh percakapan yang sering kita temui pada anak-anak usia 5 sampai 7 tahun, antara lain mengenai berbagi makanan, misalnya ; “Kalau kamu memberi saya coklat, kamu temanku lagi” Dalam usia ini mereka dengan gampangnya mengatakan tentang berteman, biasanya percakapan mereka dimulai dengan perkataan “namamu siapa ? dan namaku......” dan mereka bisa begitu saja berteman setelah saling mengetahui nama masing-masing.
Fase Kedua
Teman untuk bersama Teman bermain dan membangun kepercayaan, untuk usia anak antara 8 sampai 10 tahun. Dalam usia mereka ini, pengertian teman sedikit lebih luas dari pada fase pertama, karena arti teman bagi mereka sudah melangkah ke perasaan saling percaya, saling membutuhkan dan saling mengunjungi. Dalam fase ini seorang anak untuk mendapatkan teman tidak segampang anak pada fase pertama, karena mereka harus ada kemauan berteman dari kedua belah pihak. Mereka tidak akan mau berteman lagi setelah di antara mereka timbul masalah, seperti ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang melanggar janji ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang terkena gosip ;
- Salah seorang di antara mereka tidak mau membantu, disaat temannya tersebut membutuhkan pertolongan.
Percakapan yang sering kita temui pada fase kedua ini, misalnya ; “Kenapa kamu pilih dia sebagai temanmu ?” Dalam fase ini, seorang anak tidak mudah menjalin persahabatan, biasanya persahabatan tersebut terjadi setelah beberapa saat mereka saling mengenal baik baru mereka akan menjalinnya, kadang persahabatan mereka bisa sampai usia dewasa, kadang juga terputus tergantung factor apa yang terjadi selama persahabatan mereka.
Fase Ketiga
Persahabatan yang penuh dengan saling pengertian Terjadi pada anak usia 11 sampai 15 tahun, bagi mereka arti teman tidak hanya sekedar untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisa berfungsi sebagai tempat berbagi pikiran, perasaan dan pengertian. Pada fase ini persahabatan memasuki stadium yang sangat pribadi, karena pada umumnya mereka sedang mengalami masa puber dengan permasalahan psikologis seperti ; depresi, rasa takut, problem di rumah, atau problem keuangan yang terjadi pada mereka, biasanya mereka lebih tahu permasalahan psikologis tersebut dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri. Persahabatan pada fase ini bisa berubah seiring dengan berjalannya usia mereka, dari sekedar teman bermain, kemudian berkembang menjadi teman berbagi kepercayaan dan teman berbagi emosi.
Persahabatan tersebut biasanya terputus karena salah seorang dari mereka pindah rumah atau melanjutkan sekolah di kota lain. Percakapan di antara mereka yang sering kita dengar pada fase ini, misalnya ; “Kita butuh teman yang baik, karena kita bisa berbagi ceritera di mana orang lain tidak perlu tahu, teman yang baik akan memberi nasihat atau jalan keluar yang terbaik”. Pentingnya Persahabatan Untuk Perkembangan Sosial anak-anak Populer atau Tidak Populer dan Apa Akibatny
Di dalam lingkungan sekolah dasar, biasanya ada anak yang populer dan tidak populer, baik anak tersebut lebih menonjol karena kepintaranya atau pun karena hal yang lainnya. Mereka mendapat perhatian lebih, seperti selalu diundang dan hadir di pesta ulang tahun temannya sedangkan yang tidak populer tidak pernah diundang. Untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan sosial anak populer dan tidak populer di dalam kelas, seorang guru atau kita, dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka, seperti ;
- Dengan siapa kamu mau pergi tamasya ?
- Dengan siapa kamu mau duduk ?
Ternyata anak populer lebih banyak disebut dan anak tidak populer jarang atau sama sekali tidak disebut. Untuk lebih mengetahui anak populer dan tidak populer, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dikembangkan lagi dengan pertanyaan-pertanyaan negatif dan pertanyaan pertanyaan positif. Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa lebih cepat mengetahui mana anak populer dan mana anak yang tidak populer dan juga kita bisa lebih cepat mengetahui serta membantu mengatasi problem si anak pada stadium yang masih belum terlalu jauh.
Dengan cara tersebut, pada akhirnya kita bisa membedakan Perkembangan anak secara berurutan, seperti ;
1. anak-anak yang menyandang bintang sosiometris Bintang sosiometris, artinya mereka paling banyak disebut sisi positifnya dari pada sisi negatifnya, biasanya mereka disenangi dan diakui oleh teman-temannya sedikit dari mereka yang menyandang bintang sosiometris ini merasa terasingkan.
2. anak-anak yang biasa Biasanya mereka tidak begitu populer dibandingkan dengan bintang sosiometris, tetapi mereka lebih banyak disebut sisi positifnya dan sedikit disebut sisi negatifnya.
3. anak-anak yang terisolir Biasanya mereka tidak disebut sisi positifnya dan juga tidak disebut sisi negatifnya, sepertinya anak terisolir tersebut tidak terlihat oleh teman-temannya.
4. anak-anak yang terasingkan Biasanya mereka oleh anak-anak yang lain diasingkan dan tidak diakui sebagai teman, mereka biasanya sedikit sekali disebut sisi positifnya dan lebih banyak disebut sisi negatifnya.
Dari urutan-urutan di atas, kita sebagai orang tua harus cepat tanggap dan tidak ragu untuk bertanya kepada guru di sekolah, bagaimana Perkembangan psikologi anak di lingkungan sekolah, hal tersebut dilakukan untuk membandingkan Perkembangan psikologi anak di lingkungan rumah dan di lingkungan sekolah, supaya kita dapat secepatnya menelusuri dan mengetahui apakah anak kita mempunyai masalah dalam dirinya yang tidak berani diungkapkan kepada kita sebagai orang tuanya dan kita bisa dengan cepat menangani serta membantu memecahkan masalah si anak tersebut, sebelum masalah anak tersebut terlanjur merubah sifat dan karekter si anak. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi dalam status sosial anak
1. Cara orang tua mendidik dan membina anak Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam mengembangkan hubungan sosialnya. Lain halnya dengan anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang secara penuh dan mereka dididik oleh orang tuanya dengan cara kasar serta mendapatkan peristiwa yang membuat anak tersebut trauma, maka kita bisa dengan jelas melihat perbedaan yang mencolok, biasanya anak tersebut sulit dikendalikan dan memiliki masalah, mereka tidak akan mudah membina hubungan sosial dan sulit membina persahabatan dengan anak lainnya.
2. Urutan kelahiran Urutan kelahiran, mempengaruhi juga dalam status sosial anak, karena biasanya anak yang paling muda lebih populer dan terbiasa dengan negoisasi dari pada saudara-saudaranya.
3. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran Biasanya anak-anak populer memiliki kecakapan dan keterampilan dalam mengambil apa pun posisi peran dan posisi peran tersebut dapat berkembang menjadi lebih baik. Anak-anak populer biasanya memiliki intellegensi/kecerdasan yang baik. Dengan memiliki ciri-ciri tersebut, anak-anak populer lebih mudah menempatkan dirinya atau beradaptasi dilingkungan yang asing.
4. Nama Ternyata di lingkungan anak-anak, nama dapat membawa pengaruh. Nama yang dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal, dapat membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial psikologi anak . karena anak-anak masih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu hal, akibatnya anak tersebut merasa rendah diri dan tersudut apabila anak-anak yang lain mencemoohkan karena namanya dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal.
5 Daya tarik anak-anak yang memiliki daya tarik tersendiri, biasanya selalu populer daripada anak yang kurang memiliki daya tarik. anak-anak yang berumur 3 tahun, sudah bisa membedakan mana anak-anak yang menarik dan mana anak-anak yang kurang menarik, reaksi ketertarikkannya hampir sama dengan orang dewasa. Pada anak usia 3 tahun, anak yang menarik dan anak tidak menarik tidak begitu kelihatan mencolok, tetapi pada anak usia 5 tahun, hal tersebut dapat terlihat sangat jelas, anak usia 5 tahun yang tidak menarik biasanya lebih agresif dan sering tidak jujur dalam bermain, sedangkan pada anak usia 5 tahun yang memiliki daya tarik, biasanya mereka sering diberi masukkan-masukkan yang positif dari sekitarnya sehingga tumbuh rasa percaya diri yang lebih tinggi, sabaliknya pada anak usia 5 tahun yang tidak menarik rasa percaya dirinya berkurang karena terpengaruh masukkan-masukkan yang negatif dari lingkungannya.
6. Perilaku. Tidak semua anak yang menarik menjadi populer karena masih banyak faktor lainnya yang bisa mempengaruhi katagori populer. Perilaku yang membuat anak populer, antara lain ; ramah tamah, mempunyai rasa simpati, tidak agresif, bisa berkerja sama, suka menolong, suka memberikan masukkan atau komentar yang positif, dan lain-lain. Secara umum faktor-faktor di atas terdapat pada anak-anak yang populer, dan factor-faktor tersebut dapat menentukan status sosial anak, tetapi tidak selamanya anak populer pada nantinya dapat menentukan status sosial, sebagian anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang selalu terjaga pendidikannya, intellegensinya, cakap dan terampil, mempunyai nama yang baik serta menarik tetapi tidak popular, sebagian lagi ada juga anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang bermasalah, kurang perhatian dari orang tua, mempunyai nama yang kurang bagus, dan tidak memiliki daya tarik, tetapi bisa juga menjadi populer.
Lalu bagaimana dengan anak-anak yang kurang dihargai seperti ; anak-anak yang terisolir dan anak-anak yang terasingkan. Kelompok anak-anak tersebut memiliki nilai yang rendah dari anak-anak seumurnya, akan tetapi anak-anak yang terisolir lebih mudah diakui dari pada anak anak yang terasingkan, namun lama kelamaan anak-anak yang terasingkan akan diakui juga. anak-anak yang terasingkan memiliki resiko adaptasi lebih besar dalam usia menjelang dewasa, mereka menjadi terasingkan karena ada penyimpangan dari salah satu factor status sosial anak Jika anak-anak ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan atau godaan dari anak-anak lainnya, maka hal tersebut dapat membentuk perilaku dan proses belajarnya akan terganggu. Beberapa problem pada anak-anak yang terasingkan, antara lain ; secara terbuka mereka diasingkan sering terlibat dalam hal-hal kejadian interaksi yang negatif mempunyai masalah perilaku sering memperlihatkan perilaku agresif mempunyai status negatif yang stabil sering bermasalah di sekolah Secara umum anak-anak yang terasingkan, berreaksi dengan dua cara
1. Menarik diri
Biasanya mereka menarik diri dari kontak dengan yang lain, mereka sebetulnya ingin main dengan anak lainnya, tetapi mereka diacuhkan dan diabaikan keberadaannya, malahan mereka mengejeknya seperti dengan sebutan “professor” karena anak tersebut memakai kacamata, maka dari itu mereka selalu menhindar dari anak-anak lainnya, di rumah biasanya mereka juga pendiam dan selama mungkin tinggal di kamarnya dengan membaca komik atau mendengarkan musik, kepada orang tuanya mereka beralasan tidak suka main di luar.
2. Perilaku anti sosial
Biasanya mereka sulit untuk diatur, padahal anak-anak lainnya tidak suka dengan perilakunya, misalnya ; Pada saat anak-anak yang lain bermain bola, kemudian datang anak yang terasingkan, tetapi tidak untuk ikut bermain dengan anak-anak lainnya, anak tersebut datang hanya sekedar untuk mengganggu saja dengan mengambil bolanya, dan apabila ikut bermain bola pun anak itu akan tampil dengan kasar sehingga membuat anak-anak lainnya berhenti bermain, anak yang terasing itu akan marah-marah hingga akhirnya anak-anak yang lain terpaksa mengalah dan bermain bola kembali dengan aturan-aturan yang dikehendaki oleh anak yang terasing tadi
Untuk anak-anak yang terasing ini di negara-negara yang sudah maju, seperti di Belanda, para orang tua darianak tersebut akan mendapat laporan dari pengajar atau guru, kemudian mereka diberikan penyuluhan dan konsultasi dari Psikolog anak yang ada di bawah Departemen Urusan anak-anak Bermasalah, kemudian akan dikirim ke Departemen Kesehatan untuk gangguan jiwa yang tidak stabil untuk diberi pengarahan dan keterampilan sosial dalam cara menyesuaikan diri atau cara beradaptasi di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.
Untuk orang yang lebih dewasa, mereka diajarkan semacam therapy untuk beradaptasi dalam lingkungan masyarakat supaya akhirnya mereka bisa mandirl.
Perkembangan Anak
Perkembangan fisik anak merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya perkembangan tubuh, baik ukuran berat dan tinggi maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap lingkungannya tanpa bantuan orang tua dan orang lain di sekitarnya.
Secara umum perkembangan anak selama masa perkembangannya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terangkum dalam dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah segala sesuatu yang ada dalam diri individu yang keberadaannya mempengaruhi dinamika perkembangan. Termasuk ke dalam faktor-faktor internal tersebut adalah faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kematangan fisik dan psikis.
2. Faktor Eskternal
Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk faktor eksternal antara lain : faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan non fisik. Pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya menyangkut masalah fisik atau jasmani saja, tetapi juga menyangkut masalah rohani. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap individu terdapat beberapa macam, antara lain :
1. Faktor Pembawaan
Pada waktu anak lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi yang ada pada dirinya. Secara umum kemungkinan-kemungkinan potensi yang ada pada anak yang baru lahir adalah :
a. Kecerdasan
b. Bakat-bakat khusus
c. Jenis kelamin
d. Jenis ras
e. Sifat-sifat fisik
f. Sifat-sifat kepribadian
g. Dorongan-dorongan
Pada waktu dilahirkan anak telah merupakan satu kesatuan psycho-physis sebagai hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam kandungan ibu.
Selama perkembangannya individu-individu itu tidak statis, melainkan dinamis, dan pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat khasnya yang sesuai dengan perkembangannya itu.
Jenis kelamin dan jenis ras merupakan faktor bawaan yang dibawa oleh individu sejak lahir. Perkembangan atau fase selanjutnya tiap individu akan berbeda-beda baik dari segi fisik/jasmani maupun perkembangan rohaninya. Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan. Masa anak-anak awal dimulai ketika anak berusia antara 2 sampai 6 tahun. Pada masa anak awal perkembangan fisik anak akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada masa bayi. Pada anak usia ini faktor pembawaan anak akan mulai terlihat dan orangtua atau orang yang lebih tua darinya akan memperoleh gambaran tentang kebiasaan dan kemampuan anak.
2. Faktor Lingkungan
Kehidupan manusia khususnya anak-anak dibutuhkan banyak berinteraksi dengan individu lainnya. Lingkunagn fisik (phiysical envirenment) banyak mempengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan seperti halnya alam sekitar disebut sebagai faktor exogen.
Pada anak usia ini anak anak sudah siap memasuki dunianya yakni masuk dunia kanak-kanak. Kemampuan berbicara, mobilitas, keikutsersertaan sosial yang cepat, kesemuanya mempercepat pertumbuha intelektual anak. Pada masa anak usia seperti ini telah mendapat sebagian besar perkembangan berbahasa mereka sebagai salah satu tugas belajar mereka yang penting. Kemampuan berbahasa yang dicapai akan memeudahkan mereka belajar lebih lanjut.
Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak usia ini adalah orang tua. Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta menanggapi kemauan anak. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang anak, selain itu ada pula faktor lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan anak, seperti halnya dengan kebudayan. Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi, kondisi ataupun corak interaksi di mana anak itu berada. Selain faktor-faktor di atas, faktor agama juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan anak. Salah satunya adalah anak mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.
Pada diri manusia baik anak-anak maupun orang dewasa terdapat gejala-gejala kejiwaan hal ini tentu saja erat kaitannya dengan psikologi. Dalam gejala kejiwaan terdapat sensasi dan persepsi, yang pada keduanya terdapat perbedaan. Setiap anak mempunyai kelebihan atau kekuatan-kekuatan tertentu dan juga tentu saja kekurangan atau kelemahan. Hal ini tentu perlu digali agar perwujudan diri dan semua bakat dan kemampuan pada anak dapat dikembangkan.
Perkembangan fisik anak merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya perkembangan tubuh, baik ukuran berat dan tinggi maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap lingkungannya tanpa bantuan orang tua dan orang lain di sekitarnya.
Secara umum perkembangan anak selama masa perkembangannya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terangkum dalam dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal adalah segala sesuatu yang ada dalam diri individu yang keberadaannya mempengaruhi dinamika perkembangan. Termasuk ke dalam faktor-faktor internal tersebut adalah faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kematangan fisik dan psikis. Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk faktor eksternal antara lain : faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan non fisik.
Teori Perkembangan Jean Piaget skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia, yaitu :
1.Periode Sensorimotor (usia 0–2 tahun)
Bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.
2.Periode Praoperasional (usia 2–7 tahun)
Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
3. Periode Operasional Konkrit (usia 7–11 tahun)
Tahapan ini muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: Pengurutan Kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. Klasifikasi Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan). Decentering Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, yaitu jumlah sebelumnya.
Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. Penghilangan sifat Egosentrisme Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
4. Periode Operasional Formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
Tahapan ini bergantung pada keakraban dengan daerah subyek tertentu. Apabla siswa akrab dengan suatu obyek tertentu, lebih besar kemungkinannya menggunakan menggunakan operasi formal.
Tahapan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Walaupun tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur. Universal (tidak terkait budaya) Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan.
Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi). Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif.
Teori Perkembangan JEAN PIAGET
Setiap individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan dengan burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini.
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label "burung" adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label "burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung si anak.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif, tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya. Tahapan perkembangan Perbedaan kualitatif dan kuantitatif Terdapat kontroversi terhadap pembagian tahapan perkembangan berdasarkan perbedaan kualitas atau kuantitas kognisi. Kontinuitas dan diskontinuitas
Kontroversi ini membahas apakah pembagian tahapan perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan atau proses terputus pada tiap tahapannya. Homogenitas dari fungsi kognisi
Natur dan Nurtur
Kontroversi natur dan nurtur berasal dari perbedaan antara filsafat nativisme dan filsafat empirisme. Nativisme mempercayai bahwa pada kemampuan otak manusia sejak lahir telah dipersiapkan untuk tugas-tugas kognitif. Empirisme mempercayai bahwa kemampuan kognisi merupakan hasil dari pengalaman.
Stabilitas dan Kelenturan dari Kecerdasan
Secara relatif kecerdasan seorang anak tetap stabil pada suatu derajatkecerdasan, namun terdapat perbedaan kemampuan kecerdasan seorang anak pada usia 3 tahun dibandingkan dengan usia 15 tahun. Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan iteraksi-interaksi mereka.

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN PADA MASA REMAJA

Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama – yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall – : adolescence is a time of “storm and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987). Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik.
Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya. Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).
Menururt Hurlock (1964) Remaja awal (12/13 th – 17/18 th), remaja akhir (17/18 th – 21/22 th). WHO menyatakan walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun.
PSIKIS REMAJA
Remaja Awal
· Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi
Pada masa ini, remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini sering disebut strom and stress. Remaja sesekali sangat bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang meledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa percaya diri berganti rasa ragu-ragu yang berlebihan, termasuk ketidaktentuan dalam menentukan cita-cita dan menentukan hal-hal yang lain.
· Status remaja awal yang membingungkan
Status mereka tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan. Perlakuan orang tua terhadap mereka sering berganti-ganti. Orang tua ragu memberikan tanggungjawab dengan alasn mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat mereka bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat teguran sebagai “orang dewasa”. Karena itu, mereka bingung akan status mereka.
· Banyak masalah yang dihadapi remaja
Remaja awal sebagai individu yang banyak mengalami masalah dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan mereka lebih mengutamakan emosionalitas sehingga kurang mampu menerima pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapatnya. Faktor ini disebabkan karena mereka menganggap bahwa dirinya lebih mampu daripada orang tua.
Remaja Akhir
Pada masa ini terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagngan psikis.
· Stabilitas mulai timbul dan meningkat
Stabilitas mulai timbul dan meningkat dalam aspek psikis. Demikian pula stabil dalam minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian, pergaulan dengan sesame ataupun lain jenis. Mereka mulai menunjukkan kemantapan serta tidak mudah berubah pendirian.
Proses menjadi stabil ini akan lebih cepat apabila orang tua berperan dengan lebih demokratis.
· Citra diri dan sikap pandang yang lebih realistis
Disini remaja mulai menilai dirinya sebagaimana adanya (apa adanya), menghargai miliknya, keluarganya dan orang lain seperti keadaan sesungguhnya.
· Menghadapi masalahnya secara lebih matang
Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan piker remaja akhir yang telah lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih realistis.
· Perasaan menjadi lebih tenang
Mereka tidak lagi menampakkan gejala-gejala strom and stress sehingga muncullah suatu ketenangan dalam diri mereka.
Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
Periode sebelum masa remaja ini disebut sebagai PERIODE PUBERTAS (ambang pintu masa remaja).
PUBERTAS jelas berbeda dengan masa REMAJA, walopun bertumpang tindih dengan masa remaja awal.
PERUBAHAN FISIK
CIRI-CIRI REMAJA AWAL(Teenagers)
- Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat
- Dalam jangka 3-4 tahun anak bertumbuh hingga tingginya hampir menyamai tinggi ortu.
- Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot sering tidak seimbang. Akibatnya……
- Pada laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha dan betis. Pada wanita mulai menunjukkan mekar tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak.
- Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas dalam usia 12-14 tahun remaja putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.Akibatnya….
- Dalam masa pertumbuhan ini baik remaja pria maupun remaja wanita cenderung ke arah memanjang dibanding melebar.
- Kematangan kelenjar seks pada usia 11/12 th – 14/15 th.Biasanya pertumbuhan itu lebih cepat pada remaja putri dibanding remaja putra.
CIRI-CIRI REMAJA AKHIR
- Pertumbuhan fisik remaja relatif berkurang dengan kata lain tidak sepesat dalam masa remaja awal.Bagi remaja pria pada usia 20 th dan remaja wanita 18 th keadaan tinggi badan mengalami pertumbuhan yang lambat.
- Mengalami keadaan sempurna bagi beberapa aspek pertumbuhan dan menunjukkan kesiapan untuk memasuki masa dewasa awal. Seperti badan dan anggota badan menjadi berimbang, wajah yang simetris, bahu yang berimbang dengan pinggul.
Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14 tahun.
Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan kanak-kanak.
Pubertas
Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder.
Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.
Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.
Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap Kondisi Psikologis Remaja
Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata berdampak pada kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra. Canggung, malu, kecewa, dll. adalah perasaan yang umumnya muncul pada saat itu.
Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta penampilannya. Perubahan fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani (body image) dan kepercayaan dirinya (self-esteem).
Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra jasmani, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Masa Remaja adalah yang sangat menentukan,karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan psikis dan fisiknya dimana pada masa seperti ini sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan.
2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membahas mengenai perkembangan remaja dalam kehidupan keseharian.
3. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah agar kita dapat mengetahui perkembangan remaja.

BAB II PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Anak-anak yang berusia 12 atau 13 tahun sampai dengan 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa remaja. Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Adapula ahli psikologi yang menganggap masa remaja sebagai peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yaitu saat-saat ketika anak tidak mau diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa. Saat anak mengalami masa remaja tidak sama waktunya ditiap-tiap Negara waktunya berbeda-beda menurut norma kedewasaan yang berlaku setempat, misalnya di daerah pedesaan yang agraris, anak usia 12 tahun sudah ikut melakukan perkejaan yang seharusnya dilakukan orang dewasa seperti mengelola sawah dan ladang orang tuanya. Dalam keadaan seperti ini berarti anak yang belum dewasa itu sudah dituntut orang tuanya untuk bertanggung jawab.dengan demikian masa remaja akan lebih cepat berakhir didaerah pedesaan.

Ciri-ciri remaja
Ada beberapa ciri-ciri yang harus diketahui, diantaranya:
1. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan dewasa. Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja makan dan tidur yang lebih banyak. Perkembangan fisik mereka jelasterlihat pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, otot-otot tubuh berkembang pesat, sehingga anak kelihatan bertubuh tinggi, tetapi kepalanya masih mirip dengan anak-anak.
2. Perkembangan seksual
Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya: alat reproduksi sperma mulai berproduksi, mengalami mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapat menstruasi (dating bulan) yang pertama. Ciri-cir lainnya yang ada pada anak laki-laki ialah pada leher menonjol buah jakun yang mebuat nada suaranya menjadi pecah. Sedangkan pada anak perempuan,karena produksi hormon dalam tubuhnya, di wajahnya bertumbuhan jerawat. Terjadinya penimbunan lemak yang membuat buah dada membesar, pinggulnya mulai lebar,dan pahanya membesar.

3. Cara berpikir kausalitas
Cara berpikir kausalitas yaitu,menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja duduk didepan pintu, kemudian orang tuanya melarang sambil berkata “pantang”. Remaja sudah mulai berpikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan masih menganggap sebagai anak kecil.
4. Emosi yang meluap-luap
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan kadaan hormon. Suatu saat bisa sedih, dilain waktu ia bisa marah sekali.
5. Mulai tertarik pada lawan jenis
Secara biologis manusia terbagi atas dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik pada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Secara biologis anak perempuan lebih cepat matang dari pada anak laki-laki.
6. Menarik perhatian lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari lingkungannya, berusaha mendapatkan status dn peranan separti kegiatan remaja dikampung-kampung yang diberi peranan.
7. Terikat dengan kelompok
Remaja dalam kehidupan social sangat tertarik dengan kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua di nomor duakan sedangkan kelompoknya dinomorsatukan.

Masa perkembangan
Bila di tinjau dari segi perkembangan boiologis, yang dimaksud remaja adalah mereka yang berusia 12 sampai dengan 21 tahun. Usia 12 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang gadis, yang disebut remaja kalau mendapat menstruasi (datang bulan) yang pertama. Sedangkan usia 13 tahun merupakan awal pubertas bagi pemuda ketika mengalami masa mimpi yang pertama yang tanpa disadari mengeluarkan sperma. Biasanya pada gadis perkembangan biologisnya lebih cepat satu tahun dibandingkan dengan perkembangan biologis pemuda karena gadis lebih dahulu mengawali remaja yang akan berakhir pada usia sekitar 19 tahun, sedangkan pemuda baru mengakhiri masa remajanya pada sekitar usia 21 tahun. Ditinjau secara teoritis, masa remaja terdiri dari remaja puber dan remaja adolesen.

1. Masa pubertas
Masa pubertas disebut masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Ada beberapa sifat yang menonjol pada masa ini, yang tidak sama kuatnya pada semua remaja, diantaranya yaitu
a. Pendapat lama ditinggalkan
b. Keseimbangan jiwanya terganggu
c. Suka menyembunyikan isi hati
d. Masa bangunnya perasaan kemasyarakat.
e. Perbedaan sikap pemuda dan sikap gadis
2. Masa adolesen
Masa adolesen berada dengalami antara usia 17dan 20 tahun. Atau mengambil betas-batas permulaan pada saat remaja mengalami perkembangan jasmani yang sangat menonjol, sedanngkan batas-batas akhir pada saat berakhirnya perkembangan jasmani. Beberapa diantaranya sifat-sifat adolesen yaitu:
a. Mulai tampak garis-garis perkembangan yang dikutinya di kemudian hari
b. Mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup
c. Jika masa pubertas menngalami keguncangan, dalam masa ini jiwanya mulai tampak tenang
d. Sekarang ia mulai menyadari bahwa mengecam itu memang mudah tapi sulit melaksanakannya
e. Ia menunjukan perhatiannya kepada masalah kehidupan sebenarnya


I. REMAJA SEBUAH TRANSISI KEPRIBADIAN
Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa-masa seperti ini sering terjadi ketikstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedangn mencari jati diri sebagai seorang remaja. Namun setidaknya kita dapat melihat standarisasi seseorang di katakana remaja, diantaranya ditandai dengan perkembangan, aik fisik, psikologis, dan sosial. Perkembangan secara fisik ditandai dengan makin matangnya organ-organ tubuh termasuk organ reproduksi. Secara social perkembangan ini ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan dengan orang tuanya, sehingga remaja biasannya akan semakin mengenal komunitas luar dengan jalan interaksi sosial yang dilakukannya disekolah, pergaulan dengan sebayanya maupun masyarakat luas. Pada masa ini pula ketertarikan dengan lawan jenis juga mulai muncul dan berkembang. Rasa ketertarikan pada remaja lalu dumunculkan dalam bentuk misalnya berpacaran diantara mereka. Berpacaran berarrti upaya untuk mencari seorang teman dekat dan didalamnya terdapat hubungan komunikasi terhadap pasangan, membangun kedekatan emosi, dan proses pendewasaan kepribadian. Disilah muncul problematika yang dihadapi remaja, diantarannya soal jati diri remaja itu sendiri. Proses pencarian inilah yang sering dimanfaatkan oleh kapitalisme dengan menyajikan tontonan dan budaya yang bukan membantu remaja dalam upaya menemukan jati diri remaja akan tetapi justru malah sebaliknya .mereka para kaum kapitalis malah menjerumuskan remaja kedalam hal negatif karena orientasi mereka adalah keuntungan.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan baik itu para orang tua , pemerintah dan lembaga yang peduli akan nasib remaja kita.
Pertama, hendaknya kita selalu senantiasa melindungi mereka dengan cara memberikan perhatian yang tulus dan ikhlas tanpa harus bersikap keras dan kasar.diharapkan dari perlindungan seperti ini mereka akn merasatidak sendiri akan tetapi justru mereka akan merasa ada tempat curhat mereka yaitu diri kita (orang tua dan segenap keluarga).
Kedua, berikan pembekalan spiritual untuk mereka melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang metode dan polanya tidak membosankan, karena ternyata remaja lebih suka sesuatu yang sifatnya bersenang-senang. Seoranng remaja dengan kepribadian matang yang didasari dengan keimanan, akan dapat bertahan hidup dalam lingkungan pergaulan dimanapun dia ada. Bukan hanya itu, dengan kepribadian matang yang didasari iman, seorangn remaja juga akan exsist bahkan dapat membawa sebuah perubahan dilingkungan mereka bergaul.
Pendapat para ahli tentang kaum remaja berikut ini “ remaja masih belum mampu menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya. Ditinjau dari segi tersebut mereka masih tergolong anak-anak. Mereka masih harus menemukan tempat dalam masyarakat. Pada umumnya mereka masih belajar di sekolah atau diperguruan tinggi. Bila mereka bekerja , mereka melakukan pekerjaan sambilan dan belum mempunyai pekerjaan yang tetap”.( FJ. Monks, AMP Knoers, siti rahayu haditono, psikologi perkembangan).” Remaja adalah periode transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Masa remaja adalah masa-masa timbulnya kesulitan dan perselisihan antara anak dengan orang tuanya atau siapapun yang mencerrminkan kekuasaan. Hal ini karena secara fisiologis, si anak sering mengalami sesuatu yang baru dan meresahkannya. Hal itu akibat dimulainya aktivitas hormonal di usia puber danm factor-faktor sosial serta psikologis yaitu kebuituhan untuk mandiri secara emosional dalam praktek sehari-hari. Kesimpulannya masa remaja adalah masa transisi ( masa peralihan ) yang sangat penting dan sangat menentukan perkembangnan kepribadian mereka pada masa-masa berikutnnya.

II. REMAJA DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
Gambaran remaja tentang tuhan dengan sifat-sifatnya merupakan bagian dari gambarannya terrhadap alam dan lingkungannya seta dipengaruhi oleh perasaan dan sifat dari remaja itu sendiri. Keyakinan agama pada remaja merupakan interaksi antara ia dengan lingkungannya misalnya kepercayaan remaja akan kekuasaan tuhan menyebabkannya pelimpahan tanggung jawab atas segala persoalan kepada tuhan, termasuk persoalan masyarakat yang tidak menyenangkan, seperti kekacauan, ketidakadilan, penderitaan, kezaliman dan sebagainya yang menyebabkan mereka kecewa kepada tuhan bahkan kekecewaan tersebut dapat menyebabkan memungkiri kekuasaan tuhan sama sekali. Perasaan remaja kepada tuhan bukanlah tetap dan stabil, tetapi adalah perasaan yang tergantung pada perubahan-perubahan emosi yang sangat cepat, terutama pada masa remaja pertama. Kebutuhan akan Allah misalnya kadang-kadang tidak terasa jika jiwa mereka dalam keadaan gelisah, karena menghadapi musibah atau bahaya yang mengancam ketika ia takut gagal atau merasa berdosa.
Arti remaja dalam sudut pandang islam ialah pribadi-pribadi yang gelisah. Posisi organisasi remaja seharusnya mampu menjadi pelarian ( dalam artian positif ) bagi kegelisahan mereka. Organisasi remaja tersebut misalnya ikatan pelajar nahdatul ulama (IPNU), ikatan remaja muhammadiyah ( IRM ), pelajar islam Indonesia, remaja masjid dan sebagainmya yang seharusnya mampu melakukan orientasi program dan kegiatan yang mempunyai sense kuat terhadap kebutuhan remaja. Kalau ini terpenuhi, maka remaja-remaja akan merasa memiliki teman yang mengasikan.
Rasullullah SAW bersabda: “ tidak akkn lewat tapak kaki seorang hamba pada hari kiamat, kecuali setelah ditanya empat perkara yakni tentang jatah umurnya yang ia habiskan didunia, masa mudanya yang telah ia lewatkan, hartanya dar imana didapatkan dan bagaimana dikeluarkan, tentang ilmunya sejauh mana ia amalkan“. ( HR.al bazzar dan at thabrani ).
Rasullullah dalam setiap harokatnya selalu menjadikan remaja sebagai bagian dari pengkaderan bahkan memberikan peran yang sangat penting dan vital.
BAB III. PENUTUP

KESIMPULAN
Anak-anak yang berusia 12 atau 13 tahun sampai dengan 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa remaja. Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya.
Ciri-ciri remaja
Ada beberapa ciri-ciri yang harus diketahui, diantaranya:
1. Pertumbuhan fisik
2. Perkembangan seksual
3. Cara berpikir kausalitas
4. Emosi yang meluap-luap
5. Mulai tertarik kepada lawan jenis

sumber:http://engineer-robi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar